Sejarah Rekam Medis (3) - Perkembangan Rekam Medis Di Indonesia

Perkembangan Rekam Medis Di Indonesia.

Semenjak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan penataan yang baik, atau mengikuti sistem yang benar. Penataan masih tergantung pada selera pimpinan masing – masing rumah sakit.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1966, kepada semua petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam medis. Kemudian tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan medical record. Bab I pasal 3 menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk ( master plan ) yang baik, maka setiap rumah sakit :
  • Mempunyai dan merawat statistik yang up to date.
  • Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan.

Maksud dan tujuan dari peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan dengan baik. Pada tahun 1972–1989 penyelenggaraan rekam medis belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Oleh karena itu, dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan RI No 749a/Menkes/Per/XII/1989 tahun 1989 tentang Rekam Medis, yang merupakan landasan hukum bagi semua tenaga medis dan paramedik di rumah sakit yang terlibat penyelenggaraan rekam medis harus melaksanakannya.

Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal Permenkes tersebut di atas, disebutkan bahwa hal- hal teknis yang belum diatur dan petunjuk pelaksanaan peraturan ini, akan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal sesuai dengan bidang tugas masing – masing. Sejalan dengan pasal 22 ini, maka Direktorat Jenderal Pelayanan Medis telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit dengan Surat Keputusannya No YM000322 1296 Tahun 1996 tanggal 27 Nopember 1966, tentang Revisi Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.

Dengan adanya perkembangan akan kebutuhan dengan mengantisipasi perkembangan pelayanan maupun IPTEK, dilakukan penyempurnaan petunjuk tentang pengelolaan rekam medis rumah sakit. Pada tahun 2008 ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis yang merupakan pengganti dari Peraturan Menteri Kesehatan RI No 749a/Menkes/Per/XII/1989 tahun 1989.

Sumber : Buku Penyelenggaran Rekam Medis Di Rumah Sakit, DEPKES 1997

Sejarah Rekam Medis (2) - Perkembangan Rekam Medis sesudah Abad Pertengahan

Perkembangan Rekam Medis sesudah Abad Pertengahan.

Rumah Sakit St Barthelomew di London ( Inggris ) merintis hal – hal yang harus dikerjakan oleh suatu Medical Record Management. Rumah sakit ini yang memulai membuat catatan ( record ) dari para penderita yang dirawat di rumah sakitnya. Pada tahun 1667 rumah sakit ini juga mempelopori pendirian perpustakaan kedokteran. Rumah sakit ini masih berdiri dan beberapa rekam medis pasiennya yang pernah dirawat pada tahun 1137 masih ada. Pendiri rumah sakit ini bernama Rahera. Rumah sakit ini mengeluarkan buku bernama Book of Foundation yang berisi riwayat dari 28 kasus penyakit. Rumah sakit St Barthelomew mendapat dukungan dan perhatian dari pemerintah atas usahanya yang telah dijalankan.

Andreas Vesalius hidup pada tahun 1514 – 1554, adalah berkebangsaan Belgia, dokter yang mempelajari ilmu anatomi melalui pembedahan mayat orang kriminal dengan cara mencuri mayat, suatu hal yang dilarang keras oleh gereja Khatolik. Hasil pembedahan mayat menjadi pengetahuan anatomi yang sangat bermanfaat. Ia juga selalu membuat rekam medis atas segala hal yang dijumpainya. Hasil rekam medis tersebut dibukukan dengan nama Fabrica ( 1543 ) Kemudian ia menjadi professor pada University of Padua ( Italia ).

Dokter William Harbey adalah seorang dokter yang bekerja di rumah Sakit St Barthelomew, yang menekankan dimana dokter harus bertanggung jawab atas segala catatan rekam medisnya. Setiap dokter harus mencatat laporan instruksi medis dari pasien.

Kapten John Grant adalah orang yang pertama kali mempelajari Vital Statistic pada tahun 1661. Ia melakukan penelitian atas Bilis of Mortality ( angka kematian ).

Pada abad XVIII, Benyamin Franklin dari USA mempelopori berdirinya Rumah Sakit Pennsylvania di Philadelphia ( 1752 ). Rekam medis sudah ada pada tahun 1873 dan indeks pasien baru disimpan.

Tahun 1771 Rumah Sakit New York dibuka. Pada tahun 1793 register pasien dikerjakan. Tahun 1862 mulai dicoba menggunakan indeks penyakit. Pada tahun 1941 istilah – istilah kepenyakitan baru dapat diterapkan.

Pada tahun 1801 Rumah Sakit Umum Massacusset di Boston dibuka. Rumah sakit ini memiliki rekam medis dan katalog lengkap. Tahun 1871 mulai diinstruksikan bahwa pasien dirawat harus dibuatkan KIUP ( Kartu Indeks Utama Pasien ).

Tahun 1870 – 1867, Ny Grece Whiting Myerors terpilih sebagai presiden pertama dari Association of Record Librarian of North America Ia adalah ahli medical record pertama di rumah sakit.

Pada abad XX rekam medis baru menjadi pusat perhatian untuk pertama kalinya melkukan diskusi tentang rekam medis. Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter diberikan untuk perbaikan rekam medis. Tahun yang sama dokter George Wilson, seorang dokter kebangsaan Amerika, dalam rapat tahunan American Medical Association ke -56 membacakan naskah “A Clinical Chart For The Record Of Pattient in Small Hospital” yang kemudian diterbitkan dalam Journal of American Association, terbit 23 September 1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya nilai medical record yang lengkap isinya demi kepentinngan pasien maupun bagi pihak rumah sakit.

Berikut adalah perkembangan selanjutnya :
  1. Tahun 1935 di USA muncul 4 buah sekolah rekam medis.
  2. Tahun 1955 berkembang menjadi 26 sekolah, terdapat 1000 lulusan.
  3. Tahun 1848 Inggris membuat 4 sekolah rekam medis.
  4. Tahun 1944 Australia membuat sekolah rekam medis oleh seorang ahli rekam medis dari Amerika yang bernama Ny Huffman, di Sydney dan Melbourne.
Dengan demikian, dunia internasional sudah menyadari bagaimana pentingnya tulisan – tulisan serta catatan mengenai penyakit seseorang sehingga harus disusun dengan sebaik – baiknya, dan catatan medis inilah yang kita namakan dengan rekam medis.

Baca selanjutnya tentang  Perkembangan Rekam Medis Di Indonesia.

Sumber : Buku Penyelenggaran Rekam Medis Di Rumah Sakit, DEPKES 1997

Sejarah Rekam Medis (1) - Perkembangan Rekam Medis Sebelum Abad Pertengahan

Perkembangan Rekam Medis Sebelum Abad Pertengahan.

Lahirnya rekam medis berjalan sejajar dengan lahirnya ilmu kedokteran, yaitu sejak Zaman Batu ( Paleolithic ) ± 5000 SM di Spanyol, rekam medis telah ada, tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan pada dinding gua.

Pada Zaman Mesir Kuno ( Egyptian Period ) telah dikenal Dewa Thoth ahli pengobatan yang dianggap Dewa Kebijaksanaan, dikenal sebagai dewa berkepala iblis. Ia mengarang 36 buah – 42 buku. Diantaranya 6 buku mengenai masalah kedokteran ( tubuh manusia, penyakit, obat – obatan penyakit mata dan kebidanan ).

Imhotep adalah seorang dokter yang pertama menjalankan rekam medis. Hidup di Zaman Piramid 3000 – 2500 SM. Ia adalah pegawai negeri tinggi Kepala Arsitek Negeri serta penasehat medis Fir’aun, kemudian ia dihormati sebagai medical demigod seperti Aeusculapius ( Dewa Kedokteran ). Ia membuat Papyrus ( dokumen ilmu kedokteran kuno yang berisi 43 kasus pembedahan ).

Papyrus ini selama berabad – abad menghilang dan baru diketemukan pada abad XIX oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Edwin Smith, hingga kemudian dinamakan Edwin Smith Papyrus. Papyrus ini sekarang disimpan di New York Academy of Medicine, USA

Lembaran papyrus lain diketemukan pada tahun 1972 di kaki mumi di Necropolis, ditulis sejak tahun 1550 SM, yang kemudian dijual pada seorang arkheolog Jerman bernama Georg Ebers hingga kemudian dikenal sebagai Papyrus Ebers.

Sebelum perang dunia ke II, papyrus ini berada di Universitas of Leipzing. Di Leipzing ( Polandia ) isi Papyrus Ebers diketahui adalah observasi yang cermat mengenai penyakit dan pengobatan yang dikerjakan secara teliti dan mendalam.

Pada zaman Yunani dikenal Aeusculapius yang dianggap sebagai dewa kedokteran, dan mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai sebagai simbol ilmu kedokteran diseluruh dunia. Aeusculapius melakukan praktik ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuilnya, berada didekat gunung Parna Zeus.

Ilmu Kedokteran di Yunani disebarkan oleh sepuluh dokter yang disebut Aesclepadae, sedang kuil tempat penderita disebut Aesculapia ( 1134 SM ). Selain kuil tersebut, pengobatan lainnya di kota Epidaurus ( Secred Grove ) atau di sebelah barat Athena.

Pada 460 SM dikenal Hipocrates, yang hingga kini disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran. Ia yang mulai mengenyampingkan ramalan dan pengobatan secara mistik dengan praktik kedokteran secara ilmu pengetahuan modern.

Hipocrates yang membuat sumpah Hypocrates, dan banyak menulis tentang pengobatan penyakit, dengan observasi penelitian yang cermat dan sampai kini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya ( rekam medis ) diajarkan pada Putra Hipocrates : Thelasius, Racon, dan Dexxippus, yang hingga kini masih dapat dibaca oleh para dokter. Kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan rekam medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang.

Galen yang hidup 600 tahun setelah Hipocrates ( 130 – 120 SM ) di kota Roma adalah orang pertama yang memperkenalkan fungsi sesungguhnya dari arteri ( pembuluh darah ), dan dalam salah satu buku karangannya ia mengambarkan rasa sakit yang diakibatkan serangan batu ginjal. Di zaman ini telah mempunyai majalah kedokteran bernama Romana Acta Diuna.

Santo Jerome adalah orang yang pertama kali menyebut perkataan rumah sakit ( hospital ) atau Hospitalia ( bahasa latin ), Hosper atau Host yang berarti Tamu. Ia menggunakan istilah tersebut sewaktu menulis mengenai rumah sakit yang didirikan oleh Pabiola di Roma pada tahun 390.

Pada zaman Byzantium, ilmu kedokteran hanya mencapai 3 ( tiga ) abad pertama walaupun zaman ini lebih dari 1000 tahun. Pengarang buku ilmu kedokteran pada zaman itu adalah Aetius, Alexander, Oribasius dan Paul. Satu – satunya pekerjaan rekam medis yang dilakukan yaitu catatan para rahib ( dokter kuno ).

Pada zaman Yahudi, ilmu kedokteran telah tertera dalam kitab Injil dan Tahmud, dua kitab agama Kristen dan Yahudi. Bangsa Hibrani termasuk pencipta dari Prophylaxis. Buku Leviticus berisi sanitasi dan hygiene seperti efek menyentuh benda kotor, jenis makanan yang harus dimakan dan mengandung gizi tinggi, dan cara membersihkan ibu yang baru melahirkan.

Pada zaman Islam dikenal dokter – dokter yang beragama islam dan praktik di rumah sakit Persia ( Iran ), antara lan Imam Ghozali ( Rhazes ) tahun 865 – 925 SM, yang telah menulis banyak buku kedokteran, antara lain mengenai pengobatan penyakit cacar “ Treatise on Smallpox and Measles “ yang merupakan buku pertama yang membahas tentang penyakit menular Ia juga merupakan dokter pertama yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahit luka. Kemudian Ibnu Sina ( Avecena ) hidup 980 – 1037 M yang bekerja berdasarkan tulisan Hipocates dan menggabungkannya dengan sumber – sumber kedokteran lainnya yang ia dapat. Ia telah menggunakan system pencatatan klinis yang baik.


Sumber : Buku Penyelenggaran Rekam Medis Di Rumah Sakit, DEPKES 1997


Angka Kredit Perekam Medis PERMENPAN No 30 Tahun 2013

PERMENPAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PEREKAM MEDIS 

Angka kredit jabatan fungsional adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pemegang jabatan fungsional.  Angka kredit jabatan fungsional merupakan penilaian prestasi kerja sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan, kenaikan jabatan dan/atau pangkat.

Penilaian prestasi dan kinerja pemegang jabatan fungsional antara lain dilakukan dengan mekanisme pemberian angka kredit dengan memperhitungkan setiap butir kegiatan dan atau akumulasi butir-butir kegiatan penugasan yang dilaksanakan. Masing-masing kegiatan penugasan dinilai dengan satuan angka kredit sesuai dengan kompleksitas kegiatan dan jenjang pemegang jabatan fungsional.

Angka kredit jabatan fungsional perekam medis ini dibuat setiap semester dan digunakan sebagai dasar kenaikan pangkat serta pemberian tunjangan fungsional.

Bagi perekam medis PNS berikut ada informasi angka kredit perekam medis terbaru. Silahkan download pada link berikut ini:

Semoga bermangfangat


Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Sasaran kerja pegawai (SKP) Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu unsur di dalam Penilaian Prestasi Kerja PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.

Peraturan Pemerintah  Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil PNS bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan kinerja PNS. Prestasi kerja PNS dinilai berdasarkan 2 (dua) unsur penilaian :
  1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yaitu rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS.
  2. Perilaku kerja yaitu setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penilaian perilaku kerja PNS meliputi aspek: orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. Khusus untuk penilaian kepemimpinan hanya diberlakukan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural.


Sasaran kerja pegawai (SKP) Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu point dalam penilaian DP3 PNS. Nilai dari SKP ini diambil 60 % untuk penilaian DP3 PNS.

Formulir sasaran kerja pegawai negeri sipil : Download Formulir SKP
Download Peraturan Pemerintah  Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil PNS

Semoga bermangfangat
 

Daftar Referensi Peraturan Tentang Kesehatan, Rumah Sakit dan Rekam Medis

Berikut daftar referensi peraturan tentang kesehatan, rumah sakit dan rekam medis :

Peraturan tentang kesehatan
Peraturan tentang rumah sakit
Peraturan tentang rekam medis


Jika ada tambahan referensi peraturan akan ditambah dikemudian hari.


Semoga bermangfangat


Pertanyaan atau berdiskusi, silahkan melalui kolom komentar pada artikel yang terkait dengan topik permasalahan.

ERROR - HALAMAN TIDAK TERSEDIA

Copyright © Hakayuci